Hanako-san (花子さん?) atau Hanako-san di Toilet (トイレの花子さん Toire no
Hanako-san?) adalah legenda urban Jepang tentang sesosok gadis yang
menghantui kamar mandi sekolah. Dia akan muncul bila namanya dipanggil.
Hanako-san dipanggil dengan mengetuk pintu bilik ketiga kamar mandi
perempuan di lantai tiga sebanyak tiga kali sambil bertanya 'Apakah kamu
di sini, Hanako-san", dan suara misterius akan menjawab "Aku di sini".
Di dalam bilik akan hadir sesosok gadis dengan rok merah. Kadangkala ia
tampak dengan pakaian putih.
2.JUBAH MERAH
ubah Merah (赤マント Aka manto?) adalah legenda urban Jepang tentang hantu
yang bergentayangan di sekitar toilet umum dan sekolah, yang senantiasa
menawarkan kertas merah dan biru pada korbannya. Dalam versi lain
dinyatakan bahwa ia akan bertanya kepada korbannya tentang jubah merah
atau biru. Seringkali diceritakan bahwa pada saat masih hidup ia
merupakan pria tampan dan selalu dibuntuti oleh para pengagumnya,
sehingga ia menggunakan topeng untuk menutupi wajahnya. Legenda
Saat korban berada di toilet (biasanya bilik terakhir), suara misterius
akan terdengar: "Mau kertas merah atau biru?" Jika korban menjawab
kertas merah, maka lehernya akan digorok sehingga pakaiannya menjadi
merah karena bersimbah darah. Jika memilih kertas biru, maka leher
korban akan dicekik sampai wajahnya membiru. Mengelabui Jubah Merah
dengan menjawab warna selain yang ditawarkan akan mengakibatkan
diseretnya korban ke dunia lain. Jawaban yang tepat adalah 'Tidak perlu
kertas
3. MARY-SHAN
Mary-san (メリーさん Merī-san?) adalah hantu penasaran dalam legenda urban
Jepang. Kisah Mary-san juga dikenal sebagai "Telepon dari Mary-san"
(メリーさんの電話 Merī-san no denwa?), menceritakan gadis yang merasa dihantui
setelah mendapat panggilan telepon misterius dari sesuatu yang mengaku
sebagai boneka kesayangannya. Cerita ini mengandung tema yang umum dalam
cerita rakyat dan legenda urban Jepang, yakni dendam barang kesayangan
yang terabaikan dan ketakutan karena merasa dikuntit dari belakang.
4. KUCHISAKE-ONNA
Kuchisake-onna (口裂け女?, wanita bermulut robek) adalah sejenis siluman
dalam mitologi dan legenda urban Jepang. Ia berwujud seorang wanita yang
bermulut robek. Dalam legenda urban Jepang, ia menutupi mulutnya dengan
masker operasi dan sering muncul di jalan-jalan yang sepi. Ia bertanya
pada orang yang ditemui apakah dirinya cantik. Bila orang itu menjawab
tidak atau ketakutan melihat wujud seramnya maka ia akan membunuh orang
itu. Bahkan pada akhir 1970-an, beberapa sekolah menyarankan agar
murid-muridnya pulang secara berkelompok atau ditemani guru agar
selamat.
6. TEKE-TEKE
Teke Teke (テケテケ?) adalah legenda urban Jepang mengenai wanita muda
(atau gadis sekolah) yang jatuh di atas rel dan tubuhnya terpotong jadi
dua karena ditabrak kereta api yang melintas. Setelah menjadi hantu
penasaran, ia membawa sebilah sabit atau gergaji dan berjalan dengan
memakai tangan atau sikunya, dan gerakan tubuhnya saat diseret berbunyi
"teke teke". Jika Teke Teke menjumpai seseorang di malam hari dan orang
itu tidak cukup cepat untuk berhasil kabur, maka Teke Teke akan
memotongnya menjadi dua bagian seperti keadaan tubuh Teke Teke itu
sendiri.
7.TOMINO NO JIGOKU
Sebuah kisah seram datang dari Jepang. Tentang sebuah puisi berjudul
"Tomino no Jigoku" atau Neraka Tomino, berisikan lirik-lirik mengerikan.
Jangan pernah membaca dengan suara lantang, cukup di dalam hati. Atau
kamu siap memanggil kematian datang menghampiri. Kisah
menyeramkan puisi Tomino berkembang di kalangan masyarakat Jepang dan
menjadi salah satu legenda urban. Ada sebuah cerita yang membuat kita
semakin merinding sehubungan dengan asal-muasal puisi ini.
Tomino adalah seorang gadis kecil yang terlahir cacat. Ia menuliskan
puisi yang kemudian ditunjukkan kepada orang tuanya. Melihat isi puisi
Tomino yang menyeramkan, orang tuanya menghukum Tomino dengan
mengurungnya dalam gudang sempit dan tidak memberinya makan. Beberapa
hari kemudian, Tomino meninggal dengan tidak wajar. Konon,
semenjak peristiwa itu puisi buatan Tomino jadi menyeramkan. Cerita dari
mulut ke mulut berkembang dan memperingatkan, jangan pernah membaca
dengan suara lantang karena bakal mengundang bencana. Kemungkinan
cerita yang berkembang di atas hanya sebatas kisah urban. Puisi
berjudul "Neraka Tomino" sendiri sebenarnya dimuat dalam buku kompilasi
puisi Yomota Inuhiko "The Heart is Like a Rolling Stone" (心は転がる石のように). Di dalamnya memuat berbagai koleksi puisi, termasuk puisi "Tomino no Jigoku"
karya Saizo Yaso dari tahun 1919. Nah, entah bagaimana sehingga puisi
tersebut berkembang menjadi legenda urban nan menyeramkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar