Minggu, 11 Agustus 2013

URBAN LEGEND JAPAN

1.HANAKO-SHAN
Hanako-san (花子さん?) atau Hanako-san di Toilet (トイレの花子さん Toire no Hanako-san?) adalah legenda urban Jepang tentang sesosok gadis yang menghantui kamar mandi sekolah. Dia akan muncul bila namanya dipanggil.
Hanako-san dipanggil dengan mengetuk pintu bilik ketiga kamar mandi perempuan di lantai tiga sebanyak tiga kali sambil bertanya 'Apakah kamu di sini, Hanako-san", dan suara misterius akan menjawab "Aku di sini". Di dalam bilik akan hadir sesosok gadis dengan rok merah. Kadangkala ia tampak dengan pakaian putih.
2.JUBAH MERAH

ubah Merah (赤マント Aka manto?) adalah legenda urban Jepang tentang hantu yang bergentayangan di sekitar toilet umum dan sekolah, yang senantiasa menawarkan kertas merah dan biru pada korbannya. Dalam versi lain dinyatakan bahwa ia akan bertanya kepada korbannya tentang jubah merah atau biru. Seringkali diceritakan bahwa pada saat masih hidup ia merupakan pria tampan dan selalu dibuntuti oleh para pengagumnya, sehingga ia menggunakan topeng untuk menutupi wajahnya.
Legenda

Saat korban berada di toilet (biasanya bilik terakhir), suara misterius akan terdengar: "Mau kertas merah atau biru?" Jika korban menjawab kertas merah, maka lehernya akan digorok sehingga pakaiannya menjadi merah karena bersimbah darah. Jika memilih kertas biru, maka leher korban akan dicekik sampai wajahnya membiru. Mengelabui Jubah Merah dengan menjawab warna selain yang ditawarkan akan mengakibatkan diseretnya korban ke dunia lain. Jawaban yang tepat adalah 'Tidak perlu kertas
3. MARY-SHAN

Mary-san (メリーさん Merī-san?) adalah hantu penasaran dalam legenda urban Jepang. Kisah Mary-san juga dikenal sebagai "Telepon dari Mary-san" (メリーさんの電話 Merī-san no denwa?), menceritakan gadis yang merasa dihantui setelah mendapat panggilan telepon misterius dari sesuatu yang mengaku sebagai boneka kesayangannya. Cerita ini mengandung tema yang umum dalam cerita rakyat dan legenda urban Jepang, yakni dendam barang kesayangan yang terabaikan dan ketakutan karena merasa dikuntit dari belakang.
 
4. KUCHISAKE-ONNA

Kuchisake-onna (口裂け女?, wanita bermulut robek) adalah sejenis siluman dalam mitologi dan legenda urban Jepang. Ia berwujud seorang wanita yang bermulut robek. Dalam legenda urban Jepang, ia menutupi mulutnya dengan masker operasi dan sering muncul di jalan-jalan yang sepi. Ia bertanya pada orang yang ditemui apakah dirinya cantik. Bila orang itu menjawab tidak atau ketakutan melihat wujud seramnya maka ia akan membunuh orang itu. Bahkan pada akhir 1970-an, beberapa sekolah menyarankan agar murid-muridnya pulang secara berkelompok atau ditemani guru agar selamat.
6. TEKE-TEKE

Teke Teke (テケテケ?) adalah legenda urban Jepang mengenai wanita muda (atau gadis sekolah) yang jatuh di atas rel dan tubuhnya terpotong jadi dua karena ditabrak kereta api yang melintas. Setelah menjadi hantu penasaran, ia membawa sebilah sabit atau gergaji dan berjalan dengan memakai tangan atau sikunya, dan gerakan tubuhnya saat diseret berbunyi "teke teke". Jika Teke Teke menjumpai seseorang di malam hari dan orang itu tidak cukup cepat untuk berhasil kabur, maka Teke Teke akan memotongnya menjadi dua bagian seperti keadaan tubuh Teke Teke itu sendiri.
                           7.TOMINO NO JIGOKU
Sebuah kisah seram datang dari Jepang. Tentang sebuah puisi berjudul "Tomino no Jigoku" atau Neraka Tomino, berisikan lirik-lirik mengerikan. Jangan pernah membaca dengan suara lantang, cukup di dalam hati. Atau kamu siap memanggil kematian datang menghampiri.

Kisah menyeramkan puisi Tomino berkembang di kalangan masyarakat Jepang dan menjadi salah satu legenda urban. Ada sebuah cerita yang membuat kita semakin merinding sehubungan dengan asal-muasal puisi ini.
 
 
Tomino adalah  seorang gadis kecil yang terlahir cacat. Ia menuliskan puisi yang kemudian ditunjukkan kepada orang tuanya. Melihat isi puisi Tomino yang menyeramkan, orang tuanya menghukum Tomino dengan mengurungnya dalam gudang sempit dan tidak memberinya makan. Beberapa hari kemudian, Tomino meninggal dengan tidak wajar.

Konon, semenjak peristiwa itu puisi buatan Tomino jadi menyeramkan. Cerita dari mulut ke mulut berkembang dan memperingatkan, jangan pernah membaca dengan suara lantang karena bakal mengundang bencana.


Kemungkinan cerita yang berkembang di atas hanya sebatas kisah urban. Puisi berjudul "Neraka Tomino" sendiri sebenarnya dimuat dalam buku kompilasi puisi Yomota Inuhiko "The Heart is Like a Rolling Stone" (心は転がる石のように). Di dalamnya memuat berbagai koleksi puisi, termasuk puisi "Tomino no Jigoku" karya Saizo Yaso dari tahun 1919.  Nah, entah bagaimana sehingga puisi tersebut berkembang menjadi legenda urban nan menyeramkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar